Belajar Minum Susu Botol
Anak bapak yang baik, hari ini 17 November 2017, bapak ingin mencatat sebuah kisah yang sangat berharga untuk kami, orang tuamu.
Nak, beberapa hari sebelum bapak menulis cerita ini, bapak dan ibu agak galau karena tidak lama lagi ibumu akan kembali ke kantor. Masa cutinya telah berakhir dan ibu mau tidak mau harus meninggalkanmu di rumah.
Ada 2 masalah yang menjadi beban pikiran kami. Pertama, siapa yang akan menjaga dan mengurusi segala keperluanmu. Kedua, bagaimana cara memberimu air susu ibu.
Untuk masalah pertama, kami telah menemukan seseorang. Sementara untuk masalah kedua, kami sempat bingung cara memberimu susu yang telah disiapkan ibumu di dalam freezer.
Maka kami memutuskan, kita harus berlatih bersama. Kamu berlatih cara minum asi menggunakan alat, sementara kami berlatih menyuapimu.
Celakanya, kata orang, bayi tidak boleh melihat ibunya saat berlatih. Sebab kalau bayi melihat ibunya, ia cenderung akan memilih untuk minum asi langsung dari ibunya.
Maka, kita berdua yang harus berlatih. Iya cuma kita, para lelaki di rumah ini.
Pertama kali bapak mencoba menyuapimu dengan feeder cup. Gagal total.
Kamu terlalu aktif bergerak sehingga susunya banyak tumpah. Saat bapak mencoba memegangi kepalamu agar tidak berontak, giliran tanganmu yang memukul cangkir hingga tumpahlah susu di dalamnya.
Beberapa hari setelah itu, bapak mencoba memakai botol sendok. Seperti biasa, ibumu harus bersembunyi. Cuma kita berdua di ruangan.
Tapi masih gagal. Kamu selalu memberontak. Saat bapak mencoba lebih kuat, kamu tersedak dan batuk mengeluarkan susu di kerongkonganmu.
Bapak merasa bersalah melihatmu terbatuk-batuk.
Bapak dan ibu semakin galau. Apalagi mendengar pengalaman beberapa orang tua, serta membaca cerita orang di internet, melatih bayi minum susu memakai alat tidaklah gampang dan membutuhkan waktu yang lama.
Maka usaha terakhir adalah memakai botol dot. Ibu telah mencairkan asi yang beku, kemudian menghangatkannya. Setelah siap tersaji, bapak yang ambil alih.
Hari ini, sekitar pukul 8 malam, bapak sudah siap menyuapimu. Masih agak kuatir gagal lagi. Apalagi ibumu juga tidak benar-benar bersembunyi, sehingga kamu bisa melihatnya dengan jelas.
Bapak mulai menyorongkan ujung dot ke bibirmu. Kamu tidak memberi respons.
Trus bapak coba masukkan ujung dot ke dalam mulutmu. Mulutmu mulai bergerak seperti ingin mengenali benda apa yang masuk ke dalam mulut.
Puji Tuhan, kemudian kamu mulai menghisapnya dan terus menghisapnya.
Hisapan demi hisapan membuat air susu ibumu mengalir masuk ke kerongkonganmu. Sampai habis 30ml asi di dalam botol. Total kamu minum 110ml untuk latihan hari ini.
Puji Tuhan!
Kami terharu sekaligus bahagia melihatmu menghabiskan susu dalam botol. Ibumu yang berdiri di dekat kita, tidak hentinya membisikkan ucapan terima kasih kepada Tuhan.
Bahkan dia merekam dan memotretmu, tapi kamu tidak terpengaruh dan meneruskan minummu.
Sekali lagi terima kasih nak. Semoga ini bisa membantumu untuk tetap mendapatkan asi walaupun ibumu harus kembali ke kantor.
Semoga Tuhan selalu melindungimu.
[Terima kasih aunty Ajeng Dyah untuk kiriman botol dotnya. Kay langsung cocok ngedotnya.]
