Cuti Pasti Berlalu
Menghabiskan waktu lebih banyak bersama K saat cuti sangatlah menyenangkan. Itu makanya periode cuti terasa sangat cepat berlalu.
Seminggu ini, sejak tanggal 17-20 Mei 2022, saya mengambil jatah cuti tahunan. Bukan untuk liburan, tapi saya harus bergantian dengan Becca, menjaga Kayika, alias K [baca: keɪ] di rumah.
Menghabiskan waktu selama seminggu penuh bersama K sangat menyenangkan. Meskipun beberapa kali mengesalkan. Yah, namanya juga anak laki-laki. Suka rusuh.
Bangun di pagi hari tak perlu buru-buru berangkat ke kantor, dan boleh menikmati wajah rupawan K yang masih terlelap, jelas adalah waktu yang sangat membangkitkan semangat. Walaupun sering juga membuat saya malah tertidur lagi.
Boleh menghabiskan waktu untuk bermain bersama, turun ke lantai dasar untuk sunbath, mengobrol berdua, atau nonton tivi, jarang sekali bisa saya dapatkan di hari kerja. Maklum, biasanya saya harus berangkat pagi-pagi sekali dan pulang agak sore dalam keadaan cukup lelah.
Saya jadi bisa lebih teliti melihat perkembangan K. Satu yang paling menarik perhatian saya adalah kemampuan K dalam membaca. Dia sudah mulai mencoba sendiri, membaca beberapa kata sederhana di sekitarnya. Biasanya dia membaca tulisan yang menarik atau mencolok warna atau bentuknya.
Masalahnya adalah dia membaca dalam ejaan bahasa Inggris. Kata dalam bahasa Indonesia pun dia baca dengan ejaan bahasa Inggris. Jadinya mirip Cinta Laura saat bicara bahasa Indonesia.
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, K lebih nyaman berbicara dalam bahasa Inggris untuk komunikasi sehari-hari. Itu juga berlaku baginya dalam membaca. Jelas ini menjadi PR bagi kami untuk bisa menjelaskan teori membaca yang benar dalam bahasa Inggris. Jujur, kami kebingungan.
Cuti segera berlalu
Tapi kesenangan itu akan segera berlalu. Senin depan, saya sudah harus kembali ke kantor, menghadapi segala rutinitas yang membosankan. Saya belum punya pilihan selain harus menjalaninya.
Maka apalah daya. Saya mulai menyampaikan situasi ini kepada K. Bahwa mulai nanti hari Senin, situasi normal kembali. Saya dan Becca, harus kembali bekerja di kantor. Menghabiskan lebih banyak waktu dengan urusan kantor daripada bersama K.
Awalnya dia hanya diam. Tapi setelah dijelaskan lagi, dia mengerti.
