Saat bapak menulis ini, sedang ada banyak pikiran yang bercampur aduk di kepala bapak.

Kayika, anak bapak..

Bapak ceritakan ini saat umurmu berangkat 25 bulan. Hari ulang tahunmu yang kedua baru berlalu sebulan lalu.

Banyak yang bilang, anak berumur 2 tahun adalah periode paling sulit untuk diatur. Semakin sering membantah, semakin sering juga tantrum dan mulai merasa bisa melakukan apa-apa sendiri, yang terkadang jadinya malah merepotkan.

Orang menyebutnya sebagai terrible two.

Begitu juga kamu, nak. Banyak dari ciri-ciri terrible two yang kamu tunjukkan dalam keseharian kamu. Ada hikmah yang bapak syukuri, artinya pertumbuhanmu sesuai dengan apa yang dialami anak yang bertumbuh pada umumnya.

Tapi ada satu hal yang bapak masih belum bisa mengerti sepenuhnya dari sikapmu nak. Kamu seringkali melempar barang, seperti ponsel, remote tv dan barang lain seperti sendok dan alat makan lainnya.

Tanganmu sangat cepat meraih suatu barang untuk kemudian melemparkan bahkan membanting barang itu.

Bapak seringkali tak bisa menahan gereget saat melihatmu melempar sesuatu yang tak seharusnya dilempar. Terakhir, tadi malam, bapak secara sadar menampar tangan kananmu setelah kamu melempar remote tv ke lantai.

Maafkan bapak. Apa pun alasannya, tak seharusnya bapak melakukan itu. Tamparan dan nada bicara bapak yang tinggi membuatmu menangis. Semoga ini menjadi yang terakhir dan tak pernah lagi bapak ulangi.

Menurut apa yang bapak baca, ternyata kebiasaan melempar barang tidak cuma menjadi kebiasaanmu saja. Banyak anak yang melakukannya juga.

Sebenarnya ada satu hal positif yang bapak lihat dari kebiasaanmu melempar, terutama saat bermain bola. Lemparanmu semakin kuat.

Apalagi setelah sering melihat kakak-kakak bermain basket di lapangan basket apartemen, kamu semakin aktif meniru mereka dalam bermain basket, termasuk melempar bola.

Tapi kamu tak cuma melempar bola. Kamu pernah melempar mainanmu yang tak seharusnya kamu lempar. Kamu juga melempar ponsel bapak, ibu dan bu Jun.

Ponsel ibu sampai sempat rusak karena kebiasaanmu itu.

Tentu yang lebih mengkhawatirkan adalah apabila barang yang kamu lempar ternyata dapat pecah dan melukaimu.

***

Tapi sekarang bapak sudah mengerti, bahwa kebiasaan melempar barang termasuk hal lumrah dilakukan anak seusiamu. Cuma bapak dan ibu harus berpikir ulang, bagaimana cara mengurangi atau menghilangkan kebiasaan ini.

Bapak merasa menghukummu tak baik untuk mendidikmu. Mungkin dialog lebih tepat karena bapak merasa kamu telah mengerti apa yang bapak dan ibu sampaikan.

Cuma memang cara dialog membutuhkan kesabaran ekstra. Bapak dan ibu telah lama mencoba cara itu, tapi kamu masih mengulangi kebiasaan itu.

Selain dialog, bapak dan ibu juga akan mencoba lebih teliti lagi menempatkan ponsel atau benda apa pun yang sebaiknya tak kamu lempar.

Semoga cara ini akan berhasil.

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove © 2019 Kayika Pushandaka