Jangan Jahat Sama Orang
Hai nak. Semoga saat kamu membaca tulisan ini dalam keadaan sehat.
Saat bapak menulis ini, kamu masih agak pilek. Semoga kamu segera sembuh dalam waktu dekat, jadi bisa berenang lagi di kolam.
Tentu di kolam renang nak, walaupun bapak yakin suatu hari nanti kamu akan minta berenang di kolam ikan karena penasaran dengan ikan yang bewarna-warni berenang di sana.
Kali ini bapak bukan ingin membahas pilek, renang, apalagi ikan. Bapak ingin berbagi tentang bagaimana sebaiknya kamu bersikap kepada orang lain.
***
Seminggu ini, hampir semua orang gaduh tentang aksi terorisme di Surabaya. Dimana beberapa orang berusaha menyakiti orang lain dengan meledakkan bom. Beberapa korbannya bahkan meninggal dunia.
Kamu harus tahu nak, apa yang mereka lakukan itu jahat.
Kamu jangan jahat kepada orang lain ya, nak. Berbuat baiklah kepada orang lain.
Tidak perlu rumit. Kamu bisa melakukan kebaikan dengan cara yang sederhana.
Lemah lembutlah kepada siapa saja. Tidak perlu nyolot, tak usah ketus. Kalau memang perlu, aturlah nada bicara dan raut wajahmu saat berhadapan dengan orang lain.
Bolehlah sesekali ketus saat dihubungi terus-terusan oleh marketing asuransi.
Berbelas kasih kepada siapa pun. Terutama kepada mereka yang lebih lemah daripada kamu. Berikan kursimu kepada orang tua yang tidak mendapat tempat duduk di transportasi umum.
Jangan pula sakiti binatang, kecuali ada kecoak yang mendekatimu.
Hargai usaha orang lain. Kalau kata orang, respect.
Terutama atas usaha orang lain yang berniat membantumu, sekalipun ternyata itu sama sekali tidak membantu. Bahkan mungkin membuat semuanya makin runyam.
Berdamailah dengan kesalahan. Baik itu kesalahan orang lain maupun kesalahanmu sendiri.
Siapa saja bisa melakukan kesalahan. Berdamai dengan kesalahan akan mencegahmu menjadi orang yang pendendam.
Kecuali kalau kamu berhadapan dengan kesalahan yang sama berulang kali. Jangan buang waktumu untuk berdamai. Jauhi saja.
***
Tapi kamu santai saja, nak.
Bapakmu ini juga bukan orang baik. Bapak juga pernah jahatin orang, bahkan cukup sering.
Disengaja pula.
Seberapa pun usahamu untuk berbuat baik, pasti akan sesekali gagal. Itu wajar saja.
Apalagi menjadi orang baik justru lebih susah daripada menjadi sebaliknya. Akan lebih banyak rintangan dan godaan yang datang saat kamu berniat untuk berbuat baik.
Kalau sudah telanjur berbuat salah, segeralah minta maaf. Terutama kepada ibumu.
Khusus kepada ibumu, minta maaflah sambil pijit-pijit kakinya. Atau bantu ibu beresin perabotan kotor di dapur.
Kalau kamu yang dijahatin orang, ya sudahlah nak. Kalau kamu bisa, tidak perlu dibalas dengan yang jahat juga. Hiduplah damai dengan siapa saja, kecuali sudah telanjur sebel banget.
Bapak yakin kamu bisa.
Kamu akan menjadi laki-laki yang jauh lebih baik daripada bapak.
Doa bapak akan selalu menyertaimu.
