Kayika Pelindung Bapak
Sekian lama bapak merasa bahwa tugas bapak dan ibu adalah menjagamu. Menjaga raga dan jiwamu.
Selama itu juga bapak selalu merasa bahwa Tuhan telah mempercayai bapak sebagai orang yang sanggup melindungimu.
Tapi ternyata tidak sepenuhnya seperti itu.
Saat mendekapmu, bapak seringkali merasa bahwa bapak sedang menjagamu. Saat menemanimu tidur, bapak berpikir bahwa bapak sedang melindungimu.
Tapi di saat yang bersamaan, kamu juga adalah pelindung bapak.
Saat mendekapmu, kamu sanggup memadamkan api yang mungkin sedang membakar bapak karena amarah.
Saat memelukmu, kamu juga bisa mencairkan beku di hati bapak karena rasa sedih.
Senyummu selalu mampu membangun kembali semangat bapak yang runtuh saat bapak kecewa dan lelah.
Memandang wajah polosmu saat tidur, tak pernah gagal meredakan rasa senang yang berlebihan di pikiran bapak.
Bahkan tangismu selalu menjaga bapak dari kealpaan akan tanggung jawab sebagai laki-laki.
Kamulah sebenarnya pelindung bapak selama ini.
Kamu selalu berhasil menjauhkan bapak dari segala hal buruk yang mungkin bapak lakukan saat bapak tidak bisa berpikir tenang dan matang karena rasa kesal, sedih, kecewa dan senang.
Saat bapak beberapa kali gagal melaksanakan tugas bapak dengan baik, kamu selalu melindungi bapak dengan sempurna.
Tuhan mengirimmu kepada bapak dan ibu, bukan untuk membebani kami, tapi justru untuk melindungi kami dan menjadi berkat untuk kami.
Terima kasih Tuhan, terima kasih Kayika.
***
Cuma satu hal yang agak mengkhawatirkan. Yaitu saat beberapa perempuan muda berpenampilan menarik menghampiri kita karena terpesona oleh senyum dan tawamu.
Itu akan sangat berbahaya untuk ketenangan bathin ibumu membiarkan kita berdua lepas dari pengawasannya.
Semoga kamu juga bisa menenangkan kegalauan ibumu di saat-saat seperti itu ya, Kay.
***
Bapak mencintaimu dan ibumu.
