Hai anak ibu yang sebentar lagi berusia 27 bulan. Semoga kamu tumbuh sehat dan selalu dalam perlindungan Tuhan.

Ibu ingin bercerita saat ibu memindahkan foto-foto dari handphone lama ibu ke dalam flashdisk. Saat itu ibu melihat begitu banyak kebahagiaan terpancar dari foto-foto tersebut.

Foto saat ibu dan bapak berpacaran, menikah lalu saat ibu mengandungmu, saat pertama kali kamu lahir di dunia ini sampai dengan masa-masa kamu bayi.

Melihat fotomu saat bayi, membuat ibu teringat saat sebelum mengandungmu, setiap malam ibu selalu berdoa memohon kehadiranmu dalam hidup ibu. 

Saat ibu tahu kalau ibu telah hamil, ibu sangat bersyukur karena Tuhan menjawab doa ibu. Ibu percaya bahwa Tuhan akan mengirimmu sebagai anak kami saat kami telah siap menjadi orang tuamu.

Kamu adalah jawaban dari doa ibu yang Tuhan berikan. Kamu adalah harapan ibu. 

Seiring berjalannya waktu, kamu tumbuh semakin besar, dapat berbicara dan berperilaku. Kamu sekarang juga sudah bisa menolak dan melawan perkataan ibu. 

Jujur saja nak, di saat seperti itulah ibu sering merasa kebingungan. Ibu tidak tahu harus bertindak seperti apa untuk mengatasi sikapmu saat cranky. Ibu tidak tahu mengapa kamu tidak menuruti perkataan ibu, mengapa kamu menangis dan bagaimana harus bersikap kepadamu.

Ibu belum mengerti mengenai batasan dalam mendidik seorang anak.

Ibu tidak punya pengalaman sebelumnya menghadapi anak-anak.

Ibu tidak pernah punya adik. Ibu pun tidak bisa menanyakan kepada aunty-aunty kamu cara membesarkan seorang anak. Ibu tidak punya bekal pengetahuan tentang parenting.

Hanya lewat ingatan ibu saat kecil, membaca artikel, mendengar pengalaman teman di kantor dan diskusi dengan bapakmu, ibu belajar untuk membesarkanmu.

Selama ini, ibu hanya berusaha bertindak berdasarkan perasaan ibu. Mana yang ibu rasa baik dan mana yang tidak baik.

Apa yang ibu tidak suka orang lain lakukan kepada ibu, tidak akan ibu lakukan kepadamu. Berusaha mengerti perasaanmu yang belum bisa menyampaikan apa yang sebenarnya kamu rasakan.

Saat merasa kesal dengan sikapmu, ibu berusaha untuk menahannya. Tapi maafkan ibu yang seringkali tidak dapat menahan emosi ibu. Saat ibu kehabisan akal, ingin rasanya membentak atau memukulmu.

Seringkali tanpa sadar sebenarnya ibu melampiaskan rasa kesal atau lelah ibu tentang hal lain kepada kamu. Masalah di kantor ataupun masalah keluarga. 

Ibu tidak menyadari, bahwa kamu pasti sangat merindukan ibu karena seharian bekerja di kantor. Saat ibu pulang, kamu sebenarnya hanya mengharapkan bisa menikmati waktu bersama ibu. Tapi ibu malah sibuk sendiri, menyiapkan masakan untukmu, main handphone, beberes atau melakukan hal lainnya.

Maafkan ibu nak.

Ibu akan berusaha menjadi ibu yang lebih baik dan lebih sabar untukmu. Berusaha mengerti keinginanmu.

Ibu akan belajar untuk bersikap tegas namun tetap dengan kasih. Bukan untuk membuat hatimu terluka, tapi membuatmu menjadi pribadi yang kuat dan tidak mendendam.

Ibu akan berusaha untuk tidak melakukan atau mengatakan hal yang nantinya akan ibu sesali. 

Karena kata maaf memang ada, tapi luka yang tergores tidak akan hilang begitu saja dengan kata maaf itu.

Kamu adalah titipan Tuhan. Ibu akan memegang kepercayaan Tuhan selama waktu yang Tuhan izinkan ibu untuk menjadi orangtuamu.

Ibu akan menjagamu.

Semoga Tuhan membantu kami menjadi orang tua yang bijak dalam mendidik dan membesarkanmu.

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove © 2019 Kayika Pushandaka