Sabtu Bersama Bapak
Kay, ini bukan tulisan mengenai film layar lebar dengan judul yang sama. Bapak cuma meminjam judulnya saja. Isi dan jalan ceritanya jelas berbeda.
Sabtu Bersama Bapak versi kita adalah saat hari Sabtu kemarin (2/12), kita sepakat untuk berduaan saja di rumah. Okelah, masih ada oma di rumah, tapi anggaplah oma cuma pemeran figuran di cerita ini. Hehe.
Sabtu kemarin kita memberi kesempatan kepada ibu menikmati waktunya untuk rileks. Kita traktir ibumu untuk menikmati segala paket perawatan yang dimaui di salon pilihannya sendiri.
Sebenarnya bapak agak khawatir juga untuk menemanimu sendirian. Sebab bapak maklum, selama hari kerja kamu jadi jarang bersama ibu, maka bapak agak waswas kamu akan sangat membutuhkan ibu di akhir pekan seperti kemarin.
Apalagi bapak masih ada pekerjaan kantor yang ingin bapak selesaikan.
Maka begitu ibu pergi, bapak berusaha untuk membuatmu tidur siang. Memberimu asi dalam botol sambil mendekapmu adalah cara termudah untuk menidurkanmu.
Untunglah, kantukmu tidak disertai rewel yang berlebihan. Begitu asi dalam botol habis, kamu terlelap. Celakanya, kamu cuma mau tidur di tangan bapak.
Saat bapak coba letakkan kamu di atas kasur, kamu terjaga dan menangis. Maka, hilanglah kesempatan menyelesaikan pekerjaan kantor. Tapi tidak apalah, selama kamu tidak rewel.
Akhirnya siang itu kamu tidur dalam dekapan bapak. Sementara bapak cuma bisa duduk tidak bergerak, takut membuatmu terbangun.
Jam 4 sore, waktunya mandi. Bapak membangunkanmu. Muka malas dan geliatmu yang menggemaskan sebenarnya membuat bapak tidak tega. Tapi kamu harus mandi.
Kali ini kamu mau menunggu sendirian di dalam kamar, sementara bapak harus menyiapkan bak mandi dan perlengkapan mandimu yang lain.
Maka dengan drama kamu pup justru setelah pampers dilepas, bapak kemudian memandikanmu. Seperti biasa, banyak senyum terkembang di mukamu saat direndam di bak mandi. Kamu selalu menyukai waktu mandi.
Setelah semua urusan mandi beres, ditutup dengan pijatan minyak telon di dada dan perutmu, kamu sudah siap untuk asi selanjutnya.
Tapi entah kenapa, kali ini kamu cuma minum sedikit, dan segera lelap tertidur dalam dekapan bapak. Sepertinya kamu rindu berada di pelukan bapak, seperti bapak yang juga rindu memeluk dan menimangmu.
Kamu tertidur lelap. Sampai jam 6 sore.
Ibu baru pulang sekitar jam 7 malam.
Kamu belum terbangun. Sementara bapak malah mengantuk.
Akhirnya, cerita sabtu kita berdua ditutup dengan tidur berdua. Kamu tidur di pelukan bapak, sementara bapak terlelap di sampingmu.
***
Tapi nak, walaupun bapak sukses menemanimu sendirian tanpa ibumu selama beberapa jam di hari Sabtu kemarin, dan dengan sedikit bantuan dari oma, jangan pernah berharap banyak bahwa bapak akan sanggup mengurusimu sendirian tanpa ibumu, ya.
Ibumu tetap yang terbaik untukmu.
Iya sih, bapak bisa saja jadi yang terhebat untukmu, tapi tidak akan ada yang bisa mengalahkan ibumu untuk menghadapi segala kemauanmu.
Jadi, saat kamu besar dan dewasa nanti, selalu patuhi perkataan ibumu ya, nak.
