“Taruh di Tempat Semula!”
Kayika sebenarnya adalah anak yang cepat mengerti apa kami, orang tuanya, sampaikan kepadanya. Meskipun kadang-kadang apa yang dia mengerti berbeda dengan apa yang kami maksud.
Salah satu yang sering saya sampaikan kepadanya adalah untuk tidak melempar atau membanting barang yang tidak tepat untuk dilempar, kecuali bola dan alat main lainnya yang memang harus dilempar.
Kay pernah melempar banyak barang. Sendok, garpu, piring, remote control televisi dan yang lainnya. Tapi ada satu benda yang seringkali akan dilempar oleh Kay kalau dia temukan, yaitu handphone atau ponsel milik saya atau ibunya.
Awalnya kami sangat marah kalau dia melakukan itu. Tapi kemudian kami mulai mengerti bahwa sebenarnya dia lakukan itu karena tak suka kalau saat bersamanya kami masih berkutat dengan ponsel.
Ada suatu kejadian lucu saat Kay melakukan kebiasaannya itu.
Suatu malam, saat kami dan Kay berada di dalam kamar, tiba-tiba terdengar suara benturan keras di pintu kamar yang tertutup.
Ternyata itu adalah suara ponsel milik ibunya yang dilempar Kay dari tempat tidur sampai ke pintu. Ponsel itu pun kemudian tergeletak di lantai sudut kamar.
Saya dan Becca, istri saya, tak langsung marah.
Saya bilang, “Kay, jangan lempar-lempar handphone, dong“
“Ayo minta maaf sama ibu” kata saya lagi.
Maka dia pun menyampaikan maaf dan memungut ponsel yang tergeletak di pojok kamar, berniat untuk menyerahkannya kepada ibunya.
Lalu saya bilang, “Ya sudah, sekarang kamu taruh lagi di tempatnya semula”
Di sinilah kejadian lucunya, sebab yang saya maksud adalah agar Kay menaruh kembali ponsel itu di tempat sebelum dia lempar, yaitu di tempat tidur.
Mendengar permintaan saya, Kay malah meletakkan kembali ponsel tersebut di lantai sudut kamar, dimana ponsel itu tergeletak setelah ia lempar tadi.
Maka kami pun tertawa melihat tingkahnya.
