Kayika alias K terus belajar. Baik dari buku-buku yang kami bacakan, maupun dari apa yang dilihatnya di keseharian.

Salah satu yang telah dipelajari oleh K adalah tentang perasaan. Mempelajari perasaan cukup penting karena K jadi tahu cara mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan.

Senang, sedih, marah, takut, dan perasaan lain yang banyak dicontohkan oleh ibunya, sudah ia kenali. Bahkan dia sudah bisa menunjukkan perasaan di hatinya melalui ekspresi muka.

Tidak selalu akurat memang, tapi tidak apalah.

Saat K sudah mengerti perasaannya dan bisa mengungkapkannya, tentu lebih mudah bagi kami untuk mengerti. Misalnya, saat saya mengusilinya, dia berkata, “Stop, nanti K marah”

Maka sudah waktunya saya berhenti daripada K marah.

Apa yang membuat K senang?

Tentu tidak sulit bagi orang tua manapun untuk menyenangkan anaknya. Cara termudah tentu saja dengan menuruti segala kemauannya. Cuma masalahnya tidak selamanya keinginan anak harus dituruti.

Meskipun dengan alasan yang jelas, tentu suatu penolakan akan membuatnya kecewa dan sedih. Begitu juga kami, cukup sering menolak keinginan K dengan berbagai alasan logis.

K nampaknya bisa menerima penolakan itu, tapi di dalam hatinya siapa yang tahu. Apalagi selama ini K jarang sekali ngambek bila keinginannya tidak terpenuhi.

Suatu hari, saya menguping obrolan K dengan Becca, ibunya. Nampaknya mereka sedang melanjutkan pelajaran tentang perasaan. Hingga suatu saat dalam obrolan itu, Becca bertanya, “K merasa senang kalau lagi apa?”

Tanpa butuh jeda waktu untuk berpikir, K menjawab dengan polosnya, “K senang kalau lagi sama bapak dan ibu”

Bergetar hati saya mendengarnya, tapi saya tahan untuk menjaga wibawa saya sebagai bapak. Hehe.

K bisa saja memilih jawaban yang lain, seperti misalnya merasa senang bila dibelikan es krim, diberi cokelat, punya mainan baru, dll., tapi ternyata K punya jawabannya sendiri.

Terima kasih nak.

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove © 2021 Kayika Pushandaka